Fakultas Ilmu Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan Olimpiade Sosiologi Nasional 2018 dalam 6 tahap. Berlangsung selama 2 hari Sabtu-Ahad (10-11/11) kegiatan diikuti oleh 127 peserta se-Indonesia. Tahap penyisihan satu berupa soal pilihan ganda berbasis IT dengan peserta seluruhnya. Tahap dua berupa analisis gambar dengan jawaban esai diikuti 30 peserta yang lolos babak tahap pertama. Tahap ketiga adalah dialog kasus tertutup dengan mentoring yang diikuti oleh 12 peserta merupakan tahap semifinal 1. Sementara tahap semifinal 2 berupa debat terbuka dengan peserta SMA Unggul Del Medan 2 tim, SMA Al-Ikhsan Surabaya, SMA N 7 Purworejo, MAN 2 Yogyakarta dan SMA N 3 Yogyakarta. Selanjutnya tahap final memperebutkan juara harapan adalah kuis singkat berbasis IT aplikasi Quiziz dengan peserta MAN 2 Yogyakarta, SMA N 3 Yogyakarta dan SMA N 7 Purworejo. Pada babak ini MAN 2 Yogyakarta berhasil meraih juara harapan 2 unggul dari SMA N 3 Yogyakarta. Tahap keenam adalah Grand Final memperebutkan juara 1,2,3 berupa analisis video metode tick two tray, penulisan essai dan presentasi berbasis ecomedia diikuti oleh SMA Unggul Del Medan 2 tim dan SMA Al-Ikhsan Surabaya.
Hafidz Nur Ockta Kustiyanto dan Adhisty Alya Rutba adalah siswa perwakilan dari MAN 2 Yogyakarta merupakan siswa kelas XII IPS 1. “ Alhamdulillah, ini pengalaman yang sangat luar biasa bagi kami. Saya sendiri awalnya tidak percaya jika bisa sampai pada tahap ini. Tapi kami optimis jika kami akan berusaha semaksimalnya. Dan terima kasih saya untuk pak Hatta selaku pembimbing yang sudah mendampingi dan membimbing kami,” ungkap Adhisty.
Sementara Hafidz selain merasa bersyukur dan bangga juga menyampaikan kesannya selama mengikuti lomba bahwa berusaha dan berdoa adalah kunci utama. Bahkan ketika ada salah satu dosen Sosiologi seolah tak percaya jika perwakilan dari MAN 2 Yogyakarta mampu menjadi yang terbaik di DIY dan urutan keempat Nasional setelah Medan, Surabaya dan Purworejo Hafidzpun mengatakan,” Alhamdulillah, kamipun ingin membuktikan bahwa kami siswa madrasah juga mampu bersaing dengan sekolah umum, maka tidak ada keraguan lagi untuk memilih madrasah sebagai tempat untuk menimba ilmu,” tandasnya.
Ditemui seusai lomba Drs.Muh.Hatta menyampaikan,” masih banyak orang yang kurang memahami seluk beluk ilmu sosiologi, padahal andaikata semakin banyak orang yang tahu pasti akan semakin banyak orang yang mendalami ilmu sosiologi bahkan akan menimbulkan kecintaan pada ilmu sosiologi itu sendiri ataupun mengambil manfaat dari pemahaman terhadap ilmu sosiologi. Salah satu diantaranya adalah terciptanya rasa saling menghargai dan keselarasan dalam kehidupan antar sesama manusia, “ jelas Hatta.( Diw)