Sinergitas siswa, guru, orang tua, madrasah, lingkungan masyarakat, pemerintah sebagai pemangku kebijakan menentukan kesuksessan pembelajaran dan tujuan pendidikan. Ujian Nasional berbasis Komputer (UNBK) merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh siswa menyerap dan memahami materi pembelajaran. Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) menjadi seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Siswa sebagai pelaku proses pembelajaran membutuhkan bekal yang cukup untuk menghadapinya baik secara mental ataupun kompetensi yang memadai.
Dikarenakan hal tersebut, maka pada hari Kamis, tanggal 18 Januari 2020, MAN 2 Yogyakarta melakukan pembinaan kelas 12 MIPA, IPS, Program Keagamaan, Bahasa, oleh Kepala MAN 2 Yogyakarta, Drs. H. Mardi Santosa. Pembinaan dilakukan di Aula MAN 2 Yogyakarta secara bertahap, jam pelajaran ke 1 dan 2, Program MIPA, jam 3 dan 4 Program IPS, dan jam pelajaran ke 5dan 6 Program Keagamaan dan Bahasa.
Mardi Santosa menandaskan, Semakin banyak membaca dan berlatih, semakin banyak menguasai materi, siap secara mental. Ibarat mata pisau, semakin diasah semakin tajam begitu juga dengan otak kita. Cara berpikir otak kita terbatas. Kerja otak bisa mekasimal manakala kita bisa menyususn rencana dengan teratur dan sistimatis, seperti materi dan model belajar. Waktu yang berlalu tidak akan kembali. Jika kita tidak memanfaatkan waktu yang kita miliki, sangatlah merugi.
Doa dan air mata orang tua adalah kunci kesuksessan anak anaknya. “Jangan kecewakan orang tua yang memiliki harapan besar untuk masa depan dan cita cita kalian. Jangan jadi siswa dengan perilaku d4 (datang duduk diam dengarkan)”, imbuhnya.
Kegiatan pembinaan diakhiri dengan para siswa membuat komitmen di secarik kertas tentang target capaian nilai UNBK dan UTBK. (ida)