Yogyakarta (MAN2YK) –Berbusana adat nusantara tiga guru MAN 2 Yogyakarta menerima anugerah GTK Nasional pada ajang Penganugerahaan Guru dan Tenaga Kependidikan dengan tema “Berinovasi Mendidik Generasi” bertempat di kampus 2 MANDAKU, Rabu (11/01/2023).

Acara yang dihadiri oleh pejabat Kanwil Kemenag DIY, Pejabat Kemenag Kota/Kabupaten, K3M MI/MTs/MA, para juara lomba HGN DIY, Juara GTK dan Penerima Anugerah GTK Nasional berlangsung meriah dengan selingan penampilan berbagai macam kesenian persembahan dari siswa MAN 2 Kulon Progo dan juga kabupaten lainnya.
Fajar Rahmadi, M.Sc dinobatkan menjadi Guru Favorit Kategori Guru Inovatif menyampaikan bahwa ketertarikan di dunia IT dibanding dunia sains bukan karena tidak punya alasan. Ada beberapa alasan kenapa dunia IT menarik untuk ditekuni. Alasan paling sederhana adalah kemudahan dalam operasionalnya, resource yang tersedia luas di internet, dapat mudah dilakukan dan diuji coba secara mandiri, belum banyak pengembang mudah duplikasi dan implementasinya serta berimplikasi secara masif. “Selain beberapa alasan diatas, satu lagi yang menjadi sebab ketertarikan dalam dunia IT adalah Hobi. Saya memang gemar mengotak atik perangkat komputer, dan mempelajari bahasa pemrograman merupakan faktor utama yang tidak bisa dikesampingkan. Di sela jam kosong, sepulang kerja, bahkan dirumah pun tidak bisa lepas dari laptop/komputer. Ya, karena hobi itu tadi,” tandas Fajar sambil tersenyum.

Sementara itu, Nuning Setyaningsih, M.Pd peraih Juara Favorit GTK Berprestasi menyampaikan Selain tugas utama mengajar juga mendapat amanah menjadi Kepala Laboratorium Kimia dan Koordinator Riset. Selain itu juga membimbing anak-anak untuk mengikuti lomba-lomba di bidang riset. Beberapa kejuaraan yang telah diraih diantaranya juara 1 lomba WYIIA, juara 2 lomba IE2C, juara 3 LPB DIY tahun 2020, juara 1 LPB DIY tahun 2021, juara 3 LKTI UNY tahun 2021, juara 1 lomba LKTI UNESA, dan juara harapan 1 diajang bergengsi MYRES 2022. Workshop penulisan buku SAGU SABU (Satu guru satu buku) selama 1 bulan membuahkan sebuah buku pelajaran kimia berjudul Feel Happy With Chemistry. Dan masih banyak lagi karya lainnya berupa Laporan PTK, UKBM, Best Practice.
“Saya ingin menjadi guru biasa yang bahagia dan berdaya guna. Biasa hadir di madrasah tepat waktu, biasa mengajar ke kelas tepat waktu dan biasa mengerjakan tugas madrasah dengan sebaik-baiknya dan saya berharap keberadaan saya bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Karena prinsip hidup saya menjadi orang yang bermanfaat, dan mau belajar,” tambah Nuning tetap bersahaja meski dengan segudang prestasinya.

Diah Wijiastuti, S.S yang turut hadir sebagai penerima Anugerah GTK Favorit Berdedikatif menyampaikan bahwa ketertarikannya pada Jepang membawanya untuk menekuni Bahasa Jepang. Jarak tempuh 23 KM (PP 46KM) dari rumah hingga ke madrasah, melalui jalan berbatu yang jika hujan akan menyerupai kali asat (sungai kering), tak sedikitpun menyurutkan niatnya untuk terus mengabdikan diri di bawah naungan Kementerian Agama. Berkeyakinan jika berkumpul dengan orang-orang hebat, berakhlak baik insya Allah tak akan tersesat. Seperti pepatah mengatakan “Berkumpul dengan penjual minyak wangi akan ikut tercium aroma harum minyak wangi”. Manajemen waktu yang tepat, hingga membuatnya tidak pernah hadir terlambat di madrasah. Beberapa kali mendapat kesempatan ke Jepang untuk mengikuti program Japanese Teacher Training diantaranya adalah Short Term Program for Japanese Teacher (2011) dan Japanese Speakers’ Forum (2017) dapat dijadikan motivasi untuk siswanya agar tekun belajar dan disiplin meniru budaya Jepang. Selain menekuni Bahasa Jepang, menjadi kontributor penulisan buku sebagai sarana menyalurkan hobi menulis hingga menghasilkan 18 judul antologi, 4 puisi saat ini juga diamanahi sebagai staff humas bagian syiar dan promosi madrasah. “Pantang menggulung layar yang telah terkembang, sebelum sampai pada tujuan” bahwa selama Allah SWT memberikan ijin-Nya saya akan terus mengajarkan Bahasa Jepang di madrasah. Dan sayapun bertekad untuk terus mendedikasikan diri saya untuk terus memajukan pendidikan terutamanya Bahasa Jepang di Indonesia melalui madrasah,” tegas Diah.
Kepala MAN 2 Yogyakarta Drs. H. Mardi Santosa menyampaikan rasa syukurnya atas capaian prestasi ketiga guru yang telah membawa nama harum madrasah. “Alhamdulillah, semoga hal ini menjadi inspirasi bagi kita semua,” pungkasnya.(diw)