Bank Sampah Modern DARLING LESTARI, MAN 2 Yogyakarta Jadi Role Model Gerakan Zero Sampah Madrasah

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Dalam rangka mendukung gerakan pembentukan karakter peduli lingkungan dan sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Jogja Zero Sampah 2025, MAN 2 Yogyakarta terus mengembangkan program Bank Sampah Modern DARLING LESTARI (Sadar Lingkungan Pada Limbah Ekonomis Solusi Tepat Alternatif Ramah Iklim). Kegiatan ini terintegrasi dalam aktivitas madrasah sehari-hari dan menjadi bagian dari sistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Program ini tidak hanya berfokus pada pemilahan sampah, tetapi juga menghadirkan digitalisasi pencatatan tabungan sampah, pengolahan limbah menjadi produk kreatif seperti eco-enzym, hingga edukasi berkelanjutan tentang ekoteologi, yakni kesadaran religius-ekologis yang memandang menjaga alam sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral.

Kepala MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa keberadaan bank sampah modern ini adalah strategi untuk membentuk generasi madrasah yang cerdas, berkarakter, dan peduli lingkungan. “DARLING LESTARI kami desain tidak sekadar program penanaman pohon atau kegiatan seremonial, melainkan sebuah sistem ekologis yang berkesinambungan. Ada pemilahan sampah, bank sampah digital, pengolahan limbah, hingga pemanfaatan hasilnya menjadi produk bernilai ekonomi. Ini adalah kebaruan (novelty) yang membedakan MAN 2 Yogyakarta sebagai madrasah Adiwiyata,” ungkapnya.

Program DARLING LESTARI ini juga sejalan dengan surat edaran Wali Kota Yogyakarta tentang penguatan gerakan zero sampah serta program strategis Kementerian Agama terkait ekoteologi pendidikan madrasah. Dengan demikian, MAN 2 Yogyakarta siap menjadi role model replikasi untuk MAN se-DIY agar terwujud madrasah yang tidak hanya unggul akademis, tetapi juga mandiri dalam pengelolaan lingkungan.

 

Hartiningsih menambahkan bahwa inovasi ini lahir dari keterlibatan berbagai stakeholder, mulai dari guru, siswa, komite madrasah, hingga masyarakat sekitar. “Kami ingin DARLING LESTARI menjadi ekosistem yang lengkap. Tidak berhenti pada pemilahan sampah, tetapi berkembang pada edukasi, pemberdayaan masyarakat, serta terciptanya budaya hidup berkelanjutan. Dengan adanya ruang bank sampah modern, warga madrasah memiliki tempat permanen untuk mengelola, menyetor, dan memanfaatkan limbah secara sistematis,” jelasnya.

DARLING LESTARI dengan sounding Adiwiyata ini memadukan tiga aspek penting: edukasi (pendidikan karakter peduli lingkungan), ekonomi (nilai tambah limbah rumah tangga), dan ekoteologi (kesadaran religius menjaga alam). Dari sisi edukasi, siswa terbiasa memilah dan menabung sampah. Dari sisi ekonomi, masyarakat memperoleh manfaat langsung melalui tabungan dan produk olahan limbah. Dari sisi ekoteologi, program ini menegaskan bahwa menjaga lingkungan adalah wujud nyata pengamalan nilai keagamaan.

Dengan pengembangan bank sampah modern ini, aplikasi inovatif yang dibesut Kepala TI Fajar Rahmadi, M.Sc. MAN 2 Yogyakarta optimis bahwa DARLING LESTARI dapat direplikasi di seluruh MAN di DIY. Harapannya, madrasah menjadi pionir gerakan Jogja Zero Sampah, sekaligus kontributor nyata dalam pencapaian SDGs dan Asta Cita “Harmoni Lingkungan, Budaya, dan Toleransi”. (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp