Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Yogyakarta sebagai salah satu dari 30 satuan kerja (satker) yang berhasil lulus penilaian internal pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).
Penghargaan
tertanda Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Khairunas, S.H., M.H. Dengan
capaian ini, MAN 2 Yogyakarta resmi dinyatakan layak untuk diajukan ke tahap
penilaian nasional oleh Kementerian PANRB tahun 2025. Apresiasi tinggi
diberikan kepada seluruh satuan kerja yang telah menunjukkan kinerja luar biasa
dalam membangun zona integritas di lingkungan Kementerian Agama.
Kepala
MAN 2 Yogyakarta, Singgih Sampurno, S.Pd., M.A., menyampaikan rasa syukur atas
capaian ini dan menegaskan bahwa keberhasilan tersebut merupakan buah dari
kolaborasi seluruh elemen madrasah.
“Alhamdulillah,
ini merupakan hasil dari kerja keras dan komitmen semua pihak. Pembangunan Zona
Integritas bukan hanya soal dokumen dan prosedur, tetapi tentang perubahan
budaya kerja dan cara pandang terhadap pelayanan publik,” kata Singgih.
Ia
berharap, penghargaan ini menjadi titik awal yang mendorong MAN 2 Yogyakarta
untuk terus berbenah menuju madrasah yang unggul dalam pelayanan dan
berintegritas tinggi.
“Harapan
kami, predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dapat segera diraih, dan
langkah selanjutnya adalah menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Kami ingin masyarakat merasakan langsung dampak dari pelayanan yang lebih
bersih, cepat, dan profesional,” tambahnya.
Kepala
Tata Usaha sekaligus Ketua Tim Pembangunan ZI MAN 2 Yogyakarta, Isti Wahyuni,
S.E., M.M., turut menyampaikan kesan mendalam atas perjuangan yang telah
dilalui tim selama proses pembangunan Zona Integritas.
“Perjalanan
menuju ZI ini bukan hal yang mudah. Kami menghadapi banyak tantangan, mulai
dari perubahan mindset, penyusunan dokumen, hingga membangun sistem yang sesuai
standar. Tapi semua bisa kami lalui dengan semangat gotong royong dan komitmen
bersama,” ungkap Isti.
Ia
menambahkan bahwa keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal dari tanggung
jawab yang lebih besar untuk menjaga keberlanjutan budaya kerja berintegritas.
“Kami
tidak ingin ZI hanya menjadi simbol atau program sesaat. Kami ingin budaya
kerja yang bersih, efektif, dan melayani ini menjadi kebiasaan yang melekat di
setiap lini kerja di madrasah,” ujarnya.
Isti
juga berharap agar MAN 2 Yogyakarta menjadi inspirasi bagi madrasah lain di
Indonesia dalam membangun integritas dan pelayanan publik yang prima.
“Kami
berharap bisa menjadi contoh bagi madrasah lainnya. Dan tentu saja, dengan
dukungan semua pihak, semoga tahun ini kami bisa meraih predikat WBK dan ke
depan dapat melaju ke WBBM,” tutupnya.
Penghargaan
ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan MAN 2 Yogyakarta menuju madrasah
modern yang tidak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga menjadi teladan
dalam integritas dan pelayanan publik di lingkungan Kementerian Agama.
Berikan Komentar