Kembali Mengabdi Lewat Ilmu: Jejak Cinta Alumni MAN 2 Yogyakarta di UGM

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) - Tidak semua alumni kembali ke almamaternya dengan tangan kosong. Ada yang kembali dengan rasa rindu, ada pula yang pulang dengan ilmu, semangat, dan karya. Salah satunya adalah Muhammad Oriza Nurfajri, S.Kom., M.IT., sosok inspiratif yang menyalakan kembali semangat cinta almamater melalui program pengabdian masyarakat bersama Universitas Gadjah Mada (UGM). Oriza hadir melatih adik adiknya pada Senin (03/11/2025) digandeng Program Pengabdian Bidang Pendidikan dan Teknologi Alumni (Kamandaya ) yang diketuai Dyah Estuti Tri Hartini, S.Pd alumni MAN 2 Yogyakarta yang sekarang sebagai Koordinator BK MAN 2 Yogyakarta.

Oriza, begitu ia akrab disapa adalah alumni MAN 2 Yogyakarta tahun 2009. Kini, di bawah bendera Laboratorium Sistem Komputer dan Jaringan (SKJ) Fakultas MIPA UGM, ia kembali menjejakkan langkah di madrasah tempat ia dahulu tumbuh, bukan sebagai siswa, tetapi sebagai pendidik yang membagikan pengetahuan dan pengalaman hidup kepada adik-adik kelasnya.

Melalui Pelatihan Digital dengan Integrasi Internet of Things (IoT) yang diselenggarakan bersama tim dosen dan mahasiswa UGM, Oriza hadir dengan misi sederhana namun bermakna besar: menyalakan semangat digital di hati siswa madrasah.

“Saya ingin para siswa MAN 2 Yogyakarta percaya bahwa mereka bisa sejajar dengan siapa pun. Madrasah bukan batas, justru fondasi untuk melangkah lebih tinggi,” tutur Oriza dengan nada penuh keyakinan.

Ia mengakui, banyak nilai-nilai yang tertanam di masa madrasah membentuk dirinya hingga kini mulai dari kedisiplinan, ketulusan belajar, hingga kebiasaan bekerja dengan hati.

“Dulu saya belajar dengan fasilitas yang sederhana, tapi madrasah ini mengajarkan saya arti kesungguhan. Ilmu tidak hanya dari buku, tapi dari keteladanan para guru. Itulah yang membuat saya ingin kembali,” kenangnya.

Kepala MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., menyambut penuh bangga kehadiran Oriza sebagai sosok alumni yang tak melupakan akar perjuangan.

“Kami merasa terharu sekaligus bangga. Alumni seperti Oriza adalah bukti nyata bahwa madrasah mampu melahirkan generasi pembelajar sepanjang hayat. Ia kembali bukan untuk mengajar saja, tapi untuk menyalakan semangat dan teladan bagi siswa,” ujar Kepala Madrasah dalam sambutannya.

Bersama timnya, Oriza memandu para siswa multimedia membangun purwarupa proyek berbasis IoT. Di balik aktivitas teknis itu, tersimpan pesan moral, bahwa kecanggihan teknologi harus diimbangi dengan keikhlasan, kolaborasi, dan integritas dan nilai-nilai yang ia bawa dari madrasah.

Kegiatan ini pun menjadi simbol indah dari cinta almamater: ketika seorang alumni kembali bukan sekadar untuk mengenang, tetapi untuk menumbuhkan.

“Saya percaya, setiap ilmu yang dibagikan di tempat kita pernah belajar adalah bentuk sedekah terbaik. Karena sesungguhnya, cinta almamater itu bukan hanya diucapkan, tapi diwujudkan lewat karya,” tutup Oriza penuh makna.

Kisah Oriza adalah cermin bahwa madrasah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi ladang yang menumbuhkan jiwa-jiwa pengabdi. Ia kembali, membawa ilmu, kerendahan hati, dan cinta yang tak pernah padam. Muhammad Oriza Nurfajri, Dari Siswa Madrasah Menuju Penggerak Inovasi Digital

Mandaya Berdaya, Digdaya dan Ukir Prasasti dengan Prestasi, serta Rawat Cinta dengan Pengabdian. (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp