MAN 2 Yogyakarta Ikuti ToT (Training Of Trainers) bertajuk "Mrantasi (Masyarakat Tanggap Inflasi) Goes To School."

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) - Kamis, 11 Juli 2024 Bank Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Daerah Istimewa Yogyakarta serta Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan ToT (Training Of Trainers) bertajuk, "Mrantasi (Masyarakat Tanggap Inflasi) Goes To School." Bertempat di hotel novotel malioboro, Yogyakarta, acara ini diikuti oleh perwakilan guru ekonomi/IPS SMA/SMK/MA se-DIY. Dalam kegiatan ini MAN 2 Yogyakarta melalui Kepala Madrasah Singgih Sampurno, S.Pd., MA menunjuk Nurul Qomariyah Awaliningsih, S.Pd selaku guru ekonomi dan Nurkhasanah, S.Pd selaku guru sejarah untuk mengikuti kegiatan tersebut.


Dalam sambutannya Dr. Didik Wardoyo, SE., M.Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan, “literasi dan edukasi tentang inflasi merupakan suatu hal yang wajib dipahami masyarakat untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negara tetap dalam keadaan "sehat." Di lingkungan sekolah, siswa juga harus dikenalkan tentang apa itu inflasi, bagaimana siswa harus tanggap dengan kondisi inflasi serta bagaimana guru mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang inflasi secara kontekstual dalam pembelajaran ekonomi dikelas."


Pada sesi selanjutnya Yuna Pancawati selaku Kepala Biro Perwakilan Bank Indonesia bidang SDM menyampaikan “ Inflasi itu ibarat copet yang tak terlihat. Tanpa disadari, dompet 'bolong' karena uang yang ada di dalamnya menjadi kurang berharga”. Menurut Yuna, Inflasi bisa memiskinkan, layaknya copet yang merampas uang. Tanggap dan siaga terhadap kondisi inflasi harus digaungkan untuk membentuk kesadaran masyarakat agar dapat bersama mencegah dampak buruk inflasi.


Lalu dalam sesi pemaparan materi, Arya Jodilistyo selaku Kepala Tim Perumusan Kebijakan Ekonomi Keuangan Daerah Kantor Perwakilan BI DIY menyampaikan materi terkait pentingnya masyarakat cinta, bangga dan paham rupiah. Dalam penjelasannya Aryo Jodilistyo menyampaikan bahwa cinta rupiah artinya masyarakat wajib mengenali dan merawat uang rupiah dengan perlakuan 5J (jangan dilipat, jangan di coret, jangan di remas, jangan di steples, jangan di basahi).


Di akhir pemaparan materinya ditegaskan kembali, "Selanjutnya bangga, kebanggaan kita terhadap Uang Rupiah merupakan bentuk rasa nasionalisme karena Uang Rupiah adalah simbol kedaulatan negara. Yang terakhir adalah paham rupiah, dengan paham mengelola uang rupiah, maka dapat mewujudkan stabilitas kesejahteraan negara. Demikian penjelasan yang disampaikan oleh Aryo.  Acara ToT di akhiri dengan sesi tanya jawab dan pembagian dooprize oleh panitia penyelanggara." (nks)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp