Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – MAN 2 Yogyakarta kembali menegaskan perannya di panggung komunikasi global. Setelah menerima kunjungan Japan Foundation pada Rabu (19/11/2025) dalam rangka survei awal Program Nihongo Partners (NP) gelombang ke-22 dan ke-23 tahun ajaran 2025–2026, madrasah unggulan ini kini menjadi titik temu 21 guru Bahasa Jepang se-DIY melalui forum MGMP Bahasa Jepang DIY 2025 yang digelar pada Jumat, 21 November 2025, pukul 13.00–16.30 WIB di Ruang Broadcasting Class (BC), tepat di halaman depan gedung Perpustakaan dan Laboratorium IPA.
Memasuki sesi inti, kegiatan dipandu langsung oleh kadoi Minako, M.A, Tenaga Ahli Bahasa Jepang sekaligus Japanese Language Spesialist di bawah naungan Japan Foundation. Minako membuka kelas dengan ice breaking “tebak nama hewan” menggunakan kertas kecil, kemudian mengajak peserta membaca budaya Jepang dari dua wajahnya: budaya yang terlihat dan budaya yang tidak terlihat. Budaya yang terlihat, menurutnya, mudah dikenali oleh mata; sedangkan budaya yang tidak terlihat bersemayam di nilai, cara berpikir, dan perilaku, yang justru menjadi esensi terbesar dalam membentuk kemampuan komunikasi lintas bangsa.
Narasumber
juga memperkenalkan tiga Native Speaker muda Nihongo Partners yang akan
ditugaskan di DIY: Oishi Akari, pendamping bahasa di SMAN 4 Yogyakarta dan SMKN
1 Godean; Kamemura Atsuko, pendamping di SMAN 2 Yogyakarta; serta Mahiro Hara,
pendamping di SMA BOPKRI 2 dan SMK Kesehatan Binatama. Kehadiran mereka menjadi
ruang praktik nyata pronunciation, percakapan (kaiwa), dan literasi budaya
Jepang yang autentik, sehingga guru tidak hanya mengajar tentang Jepang, tetapi
mengajar dengan rasa Jepang dan mengaitkannya dengan Indonesia sebagai ruang
pertukaran budaya dua arah.
Kepala
Laboratorium Bahasa Diah Wijiastuti, S.S., sekaligus Guru Bahasa Jepang MAN 2
Yogyakarta, mengungkapkan kebahagiannya. “Belajar bahasa tidak bisa lepas dari
belajar budaya. Pemahaman lintas budaya seperti ini yang akan benar-benar
menunjang komunikasi global, khususnya bagi siswa dan guru di DIY,” tuturnya.
Pernyataan itu menjadi penegas bahwa forum MGMP bukan hanya wadah koordinasi,
tetapi akselerasi mental pendidik untuk mendidik generasi yang mampu berdialog
tanpa sekat, namun tetap beridentitas.
Diketahui,
Indonesia saat ini menempati peringkat pemelajar Bahasa Jepang terbanyak ke-2
di dunia, fakta yang menandai peluang besar bagi madrasah untuk berkembang
sebagai ruang pembelajaran bahasa dan budaya yang strategis. Program ini
memiliki dasar hukum kuat melalui Nota Kesepahaman antara Kemendikbudristek RI
dan Japan Foundation (12/07/2022) serta Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI dan
Japan Foundation (19/09/2023), sebagai komitmen penguatan bahasa Jepang dan
pertukaran budaya di lingkungan pendidikan Islam.
Survei dan tindak lanjut kolaborasi ini menjadi langkah positif MAN 2 Yogyakarta dalam memperkuat kompetensi pedagogik, literasi budaya, serta menunjang kemampuan komunikasi internasional peserta didik dan guru di DIY. MAN 2 Yogyakakarta terpilih sebagai calon penerima Program Nihongo Partners 2025–2026, serta terus menghadirkan pendidikan bahasa asing yang berkualitas, relevan, dan berdaya saing global. (pusp)
Berikan Komentar