Perkuat Karakter Siswa di Era Digital, MAN 2 Yogyakarta Ikuti Pembinaan Hukum Pencegahan Pornografi

Dalam upaya memperkuat karakter dan moral peserta didik di era digital, Kepala MAN 2 Yogyakarta Hartiningsih, S.Pd., M.Pd. bersama Koordinator Bimbingan dan Konseling (BK) Dyah Estuti Tri Hartini, S.Pd menghadiri kegiatan Pembinaan Hukum Pencegahan dan Penanganan Pornografi di Lingkungan Madrasah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DIY pada Selasa, 21 Oktober 2025, di Aula MAN 4 Bantul.


Kegiatan ini dibuka dengan penuh khidmat melalui lagu Indonesia Raya, doa, serta sambutan dari Abd. Su’ud, M.S.I., Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY. Dalam arahannya, Abd. Su’ud menegaskan bahwa isu pornografi di kalangan remaja bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan ancaman serius terhadap pembentukan karakter generasi muda. Karena itu, madrasah memiliki peran strategis sebagai benteng moral yang menanamkan nilai-nilai agama, etika, dan tanggung jawab sosial di tengah derasnya arus teknologi informasi.

Melalui kegiatan pembinaan ini, peserta mendapatkan wawasan tentang kerangka hukum dan langkah-langkah preventif dalam menghadapi kasus pornografi di lingkungan pendidikan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Narasumber dari bidang hukum Kanwil Kemenag DIY juga menekankan pentingnya sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendampingi siswa agar bijak dan bertanggung jawab dalam penggunaan media digital.

Pembinaan hukum ini tidak hanya memberi pemahaman dari sisi legalitas, tetapi juga menumbuhkan kesadaran moral dan empati sosial bagi para pendidik. Peserta diajak untuk melihat pencegahan pornografi sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pembinaan akhlak mulia, bukan sekadar penegakan disiplin.

Kepala MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah nyata dalam mendukung terciptanya lingkungan madrasah yang aman, beradab, dan berkarakter religius.

“Pembinaan seperti ini sangat bermanfaat bagi para guru, terutama dalam memperkuat peran madrasah sebagai ruang pembentukan karakter. Tantangan digital harus dihadapi dengan pembinaan yang mendidik, bukan sekadar melarang,” ujarnya.

Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari itu diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif. Para peserta kembali ke madrasah masing-masing dengan semangat baru untuk memperkuat pendidikan karakter dan melindungi generasi muda dari dampak negatif dunia digital. (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp