Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) — Empat fase kehidupan manusia dalam perspektif Al-Qur’an menjadi tema utama pengajian As-Sakinah keluarga besar MAN 2 Yogyakarta yang digelar di kediaman Rini Wijayanti pada Sabtu, (25/10/ 2025). Kajian yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D. ini menghadirkan suasana yang hangat dan penuh tawa. Dengan gaya khasnya yang kocak namun sarat makna, Agung menguraikan perjalanan hidup manusia dari dunia hingga akhirat, membuat para jamaah larut dalam renungan sekaligus tersenyum penuh keakraban.
“Setiap manusia berada dalam perjalanan panjang menuju Allah. Saat ini kita berada di fase kedua, fase penentuan masa depan. Apa yang kita lakukan hari ini akan menentukan posisi kita di akhirat kelak,” tuturnya diselingi candaan ringan yang membuat suasana pengajian hidup dan cair.
Dalam penyampaiannya, Prof. Agung menegaskan pentingnya bersegera dalam kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali Imron ayat 115 dan Al-Fatir ayat 32–35. “Barang siapa yang bersegera dalam kebaikan, maka dialah yang akan mendapatkan surga. Sebaliknya, mereka yang lalai sering kali menjadi pembangkang yang nyata sebagaimana disebut dalam surat Yasin ayat 77,” jelasnya.
Dengan gaya bercerita yang segar, Agung mengajak jamaah merenungi asal mula penciptaan manusia. “Manusia berasal dari sesuatu yang hina, namun dimuliakan karena amal dan ilmunya. Janin yang hanya berukuran sepuluh mikrometer bisa tumbuh bukan karena kehebatan manusia, melainkan karena izin Allah. Tanpa izin-Nya, embrio itu tak akan hidup,” paparnya sambil mengutip An-Nahl ayat 44 dan Luqman ayat 34. Beberapa kali jamaah tersenyum mendengar penjelasan beliau yang diselingi humor ringan namun tetap penuh pesan spiritual.
Prof. Agung juga mengingatkan pentingnya menahan diri dari hawa nafsu dan menjaga ucapan. “Ngaji itu taman surga. Di situlah kita belajar menundukkan hawa nafsu, menahan diri dari cinta dunia, dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk memberi manfaat bagi orang lain; "willing to help others, respect to the weak, and be consistent in goodness,” pesannya yang menyejukkan hati.
Kepala Madrasah juga menambahkan rasa syukur dan harapan agar silaturahmi terus terjaga. “Terima kasih kepada seluruh guru dan tendik yang telah banyak berkorban waktu, bahkan sering meninggalkan keluarga demi kemajuan madrasah tercinta. Semoga suatu saat Allah mengizinkan kita bisa berangkat umroh bersama sebagai wujud kebersamaan dan doa yang diijabah,” tuturnya penuh harap.
Pengajian As-Sakinah yang semula digelar di kelas dan kini berpindah dari rumah ke rumah guru serta tendik MAN 2 Yogyakarta ini terus berjalan dengan baik dan penuh keberkahan. Kegiatan ditutup dengan doa bersama, menghadirkan ketenangan batin dan rasa syukur atas nikmat ukhuwah yang terus terjaga di lingkungan madrasah. (pusp)
Berikan Komentar