Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) - Mengawali tahun ajaran baru 2025/2026, MAN 2 Yogyakarta menggelar rapat dinas perdana yang dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah, Hartiningsih, S.Pd, M.Pd. Rapat ini menjadi momen strategis dalam menyamakan persepsi, menyusun langkah, serta meneguhkan komitmen seluruh civitas akademika untuk melanjutkan program-program unggulan, khususnya pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Kompetisi Inovasi Pelayanan Pendidikan (KIPP).
Dalam
sambutannya, Hartiningsih menyampaikan bahwa program yang hanya menjadi dokumen
tanpa dukungan nyata tidak akan berdampak. Oleh karena itu, tahun ini MAN 2
Yogyakarta menegaskan kembali dua skala prioritas utama, yaitu WBK dan KIPP,
yang bukan hanya sekadar program administratif, namun harus menyatu dalam
setiap denyut aktivitas madrasah.
“MAN 2 Yogyakarta,
madrasah unggul dan berprestasi, lahir dari tangan-tangan hebat yang
bersinergi. WBK bukan sekadar status, tapi proses yang harus melibatkan hati
dan semangat berjamaah,” tegasnya.
Ia
mengajak seluruh guru dan tenaga kependidikan untuk tidak bekerja secara
individual, karena pekerjaan besar hanya bisa diselesaikan dengan saling
menggandeng tangan dan menguatkan bahu.
Program
madrasah yang disusun melalui diskusi panjang, evaluasi tajam, dan kristalisasi
ide-ide inovatif, akan menjadi pondasi kuat jika diiringi dengan eksekusi yang
terencana dan komitmen kolektif. Hartiningsih menegaskan pentingnya take down
program dari ruang konsep ke ruang aksi nyata, serta melibatkan seluruh elemen
mulai dari CS hingga kepala madrasah.
“WBK
ini sudah di ujung tanduk, tinggal ‘maknil’. Jangan sampai gagal karena kita
tidak siap. Tidak boleh ada yang berkata ‘tidak tahu’. Jika masih ada yang
tidak paham, berarti pembangunan ZI belum berhasil,” ucapnya penuh haru.
Ia juga mengingatkan akan adanya tim penilai rahasia Menpan RB yang bisa hadir kapan saja, bahkan menyamar sebagai tamu, penjual, atau masyarakat umum. Karena itu, kesiapan seluruh unsur madrasah menjadi sangat penting — baik secara fisik maupun mental.
Dalam
rapat tersebut, disepakati pula tiga prinsip utama yang akan menjadi nafas
kerja selama satu tahun ke depan:
1.
Integritas dalam Tugas:
Setiap
amanah yang diemban adalah untuk kepentingan bersama, demi anak didik, dan
harus dikerjakan dengan integritas. Jargon madrasah, Mandaya Berdaya,
mencerminkan semangat untuk selalu berintegritas, berdaya saing, dan berbudaya.
2.
Internalisasi Nilai dan Spirit Pendidikan:
Program
dan kegiatan bukan sekadar euforia seremonial, tapi harus menjadi ruh
pendidikan. Segala lelah harus bermuara pada lillah, karena keberhasilan
madrasah hari ini adalah pijakan puluhan tahun ke depan.
3.
Komunikasi dan Kolaborasi:
Komunikasi
yang baik akan menumbuhkan kepercayaan. Dan dari kepercayaan, akan lahir
kolaborasi yang kokoh. Program hanya bisa sukses jika dilaksanakan bersama,
tidak sendiri-sendiri.
Di
akhir pertemuan, Hartiningsih menegaskan bahwa evaluasi terhadap program yang
telah dijalankan pada periode sebelumnya, termasuk peninggalan program dari Kepala Madrasah Periode 2023 s.d 2025, Singgih Sampurno, S.Pd, M.A, akan terus dikawal oleh tim manajemen dan
ditindaklanjuti dengan inovasi yang sesuai kebutuhan. Tugas-tugas akan
dijalankan sesuai dengan spesialisasi masing-masing, dengan koordinasi yang
solid antara Kepala Tata Usaha, Wakil Kepala, dan seluruh unit-unit keagamaan
yang menjadi ruh utama madrasah.
Rapat
dinas ini menjadi awal yang menggelora dan penuh semangat untuk mewujudkan MAN
2 Yogyakarta sebagai madrasah yang bukan hanya unggul dalam prestasi, tetapi
juga kuat dalam sistem, nilai, dan integritas. (pusp)
Berikan Komentar