Gemuruh Semangat dari Kulon Progo: Kisah Inspiratif Perjalanan Juara MAN 2 Yogyakarta di PKM Kanwil Kemenag DIY 2025

Langit Kulon Progo tampak cerah pada Selasa, 14 Oktober 2025. Sejak pagi, semangat tampak menyala di wajah-wajah muda para peserta Pekan Kompetisi Madrasah (PKM) Kanwil Kemenag DIY 2025. Dari sudut tribun, rombongan murid MAN 2 Yogyakarta datang dengan langkah mantap, membawa bukan hanya harapan untuk menang, tetapi juga tekad untuk menunjukkan arti sejati dari madrasah hebat bermartabat.

Tak disangka, hari itu menjadi salah satu lembar bersejarah. Dari lapangan, aula, hingga ruang lomba, nama MAN 2 Yogyakarta terus menggema. Setiap panggilan juara diiringi tepuk tangan dan kebanggaan yang mengalir dari hati para pembimbing dan pendamping madrasah.

Di cabang olahraga, semangat juang benar-benar membara.

Dari lapangan voli, dua tim tangguh MAN 2 Yogyakarta, Tim Voli Putra dan Tim Voli Putri menunjukkan kekompakan luar biasa, menaklukkan lawan satu per satu hingga akhirnya berdiri di podium tertinggi, membawa pulang dua gelar Juara 1 sekaligus.

Di arena bulu tangkis, Zeno Nelvano Arnas Manurung tampil penuh percaya diri. Pukulan smes dan ketenangannya di lapangan mengantarkannya meraih Juara 1 Bulu Tangkis Tunggal Putra. Disusul oleh pasangan tangguh Ganda Putra Bulu Tangkis MAN 2 Yogyakarta yang juga menyabet Juara 1, serta Ashara Putri Gitari Naila yang mempersembahkan Juara 2 Bulu Tangkis Tunggal Putri, bukti bahwa semangat pantang menyerah selalu berbuah manis.

Dari meja tenis, sorotan lain datang dari Luqman Hafidz Asy’ari, yang berjuang gigih hingga meraih Juara 2 Tenis Meja Tunggal Putra, dan pasangan Devi Muslikhatul Kumairo dan Afiah Amimatunnisa yang tak kalah membanggakan dengan Juara Harapan 2 Tenis Meja Ganda Putri. Setiap pukulan bola menjadi simbol kerja keras, kesabaran, dan mental baja.

Namun, prestasi MAN 2 Yogyakarta tidak hanya datang dari lapangan olahraga.

Dari ruang seni dan riset, lahir karya luar biasa yang menggugah banyak orang.

Fathimah Salsabila Aldifa memukau dewan juri lewat inovasi “TOBAT: Board Game Augmented Reality berbasis Health Belief Model (HBM)” yang menyuarakan bahaya judi online di kalangan generasi muda. Karya ini tak hanya mengantarkannya menjadi Juara 1 Riset SDGs, tetapi juga menyabet Best Poster, mengukuhkan dirinya sebagai sosok muda visioner yang menjadikan teknologi sebagai jalan dakwah dan edukasi.

Di bidang Riset Ekoteologi, pasangan Tsabita Shafa Atahardani dan Faizah Al Shema juga menorehkan kebanggaan dengan karya bertema “Optimalisasi Fotovoltaik Pertanian Padi Ramah Hama Wereng dan Tikus sebagai Pilar Kota Hijau”. Karya mereka membawa pesan kuat: bahwa sains dan iman dapat bersatu untuk keberlanjutan bumi.

Dari ranah seni Islami, Nimas Kirana Ati Samudri menghadirkan keteduhan melalui goresan tinta kaligrafi yang indah dan penuh makna, hingga dinobatkan sebagai Juara 2 Kaligrafi Putri. Di bidang tilawah dan tahfidz, Muhammad Abdurrohim Bangun tampil khusyuk dan penuh penghayatan, meraih Juara Harapan 2 MHQ Putra, membawa kesejukan Qur’ani yang menjadi ruh setiap langkah di madrasah ini.

Secara keseluruhan, kontingen MAN 2 Yogyakarta berhasil memborong 13 prestasi gemilang: 6 Juara 1, 4 Juara 2, 2 Juara Harapan 2, dan 1 Best Poster.

Bukan sekadar angka, melainkan cerminan perjalanan panjang — dari latihan, doa, hingga pengorbanan waktu belajar dan berlatih tanpa lelah.

Kepala MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi mendalam atas perjuangan para murid dan pembimbing. “Mereka bukan hanya juara di podium, tapi juga juara dalam disiplin, integritas, dan keikhlasan,” ujarnya penuh haru.

Senada dengan itu, Wakaur Kesiswaan Leni, S.Si., M.Pd. menambahkan bahwa prestasi ini merupakan hasil dari budaya positif yang terus dibangun di madrasah.

“Kami ingin setiap murid MAN 2 Yogyakarta berani tampil, berkompetisi dengan sehat, dan menjadikan prestasi sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan madrasah tercinta,” tuturnya.

Prestasi ini menjadi bukti bahwa MAN 2 Yogyakarta bukan sekadar tempat belajar, tetapi rumah bagi para juara, yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Dari Kulon Progo, semangat juara itu kini pulang ke Yogyakarta membawa cahaya inspirasi bagi madrasah lain di seluruh Indonesia.

“Prestasi bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab untuk terus memberi manfaat dan menginspirasi.” (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
wa Chat via WhatsApp