Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) - Menulis bukan sekadar aktivitas literasi, melainkan juga ruang aman untuk menyuarakan pengalaman yang sulit diucapkan. Berangkat dari gagasan tersebut, Ririn Indriyani, S.Psi, guru Bimbingan dan Konseling (BK) MAN 2 Yogyakarta, meraih Juara Favorit Best Practice dalam rangka Hari Guru Nasional (HGN) 2025 melalui karya bertajuk Teknik Expressive Writing untuk Mencegah Perundungan di MAN 2 Yogyakarta.
Penghargaan
tersebut diberikan atas praktik baik yang dinilai inovatif, aplikatif, dan
relevan dengan kebutuhan satuan pendidikan saat ini, khususnya dalam upaya
pencegahan dan penanganan kasus perundungan. Penilaian dilakukan oleh juri
internal yang terdiri dari para guru berprestasi tingkat regional hingga
nasional, yakni Nuning Setiyaningsih, S.Si., M.Pd, Sri Narwanti, S.Pd., M.Pd,
Dra. Khusnul Daroyah, Diah Wijiastuti, S.S, dan Nurul Zulaikha, S.Pd.
Melalui
pendekatan expressive writing, peserta didik diajak mengekspresikan pikiran,
emosi, serta pengalaman personal melalui tulisan secara terstruktur dan
reflektif. Teknik ini dinilai mampu menjadi jembatan komunikasi bagi peserta
didik yang kesulitan menyampaikan masalah secara verbal, sekaligus menjadi
instrumen deteksi dini terhadap potensi perundungan di lingkungan madrasah.
Dalam
implementasinya, teknik expressive writing diterapkan pada layanan BK klasikal.
Peserta didik diberikan ruang menulis yang aman, tanpa tekanan dan tanpa
penilaian akademik, dengan menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan. Pendekatan
ini membantu guru BK melakukan pemetaan masalah peserta didik secara lebih
komprehensif dan empatik.
Ririn
menjelaskan bahwa praktik ini dirancang agar mudah direplikasi oleh guru BK di
berbagai satuan pendidikan. “Melalui teknik ini, peserta didik yang tidak mampu
mengungkapkan masalah dengan kata-kata lisan tetap memiliki ruang untuk
didengar melalui tulisan. Hal ini sangat membantu guru BK dalam merancang
tindak lanjut layanan yang tepat,” ujarnya.
Kepala MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi pada Jumat (12/12/2025) bersamaan workshop di aula lantai 3. Ia berharap agar praktik baik tersebut dapat terus dikembangkan dan memberi dampak luas. Ia berharap inovasi layanan BK seperti expressive writing dapat memperkuat upaya madrasah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan berkeadaban. Menurutnya, praktik berbasis empati dan refleksi ini sejalan dengan komitmen MAN 2 Yogyakarta dalam menumbuhkan budaya madrasah yang ramah peserta didik serta berorientasi pada penguatan karakter.
Ririn
berharap, praktik baik yang ditulisnya dapat memberi manfaat berkelanjutan.
“Penulis berharap tulisan ini bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar,
khususnya bagi guru BK yang mengajar secara klasikal. Selain itu, teknik ini
diharapkan mampu mengungkap kasus-kasus bullying yang tersembunyi, serta dapat
dikembangkan sebagai penelitian berkelanjutan hingga menjadi jurnal ilmiah,”
tambahnya.
Selama
mengikuti rangkaian kegiatan Best Practice HGN 2025, Ririn mengaku memperoleh
pengalaman yang bermakna. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang apresiasi bagi
guru, tetapi juga wahana refleksi dan penguatan kapasitas profesional.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, sehingga saya mampu memotivasi diri sendiri
untuk terus menulis dan belajar menulis,” tuturnya.
Adapun
pesan yang ingin disampaikan Ririn melalui karya dan prestasinya sarat dengan
nilai keteladanan. “Teruslah berkarya sampai Allah memanggil kita, karena
melalui tulisanlah kita bisa dikenang oleh sesama,” ungkapnya.
Prestasi
ini semakin menegaskan komitmen MAN 2 Yogyakarta dalam menghadirkan layanan
pendidikan yang ramah peserta didik, berorientasi pada kesehatan mental, serta
menumbuhkan budaya madrasah yang aman dan bebas perundungan. Inovasi dan
praktik baik yang lahir dari madrasah diharapkan dapat menginspirasi satuan
pendidikan lain dalam membangun lingkungan belajar yang inklusif dan
berkeadaban. (pusp)
Berikan Komentar