Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – Wajah baru olahraga pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta semakin berdenyut seiring masuknya esports ke panggung kompetisi resmi daerah. Dari arena fisik yang selama puluhan tahun menjadi ikon kejayaan atlet, gelanggang digital kini turut memberi warna sekaligus ruang pembuktian bagi generasi sekolah.
Momentum
itu diukir oleh pelajar MAN 2 Yogyakarta, Muhammad Seto Gusmantri kelas Multimedia, yang tampil sebagai Juara 1
kategori pelajar pada ajang Gebyar Olahraga Pendidikan 2025, Sabtu (30/11/2025)
di Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY. Capaian ini kian bermakna karena
bertepatan dengan sejarah baru DIY, yakni esports resmi dipertandingkan untuk
pertama kali pada Porda XVII 2025, menandai pengakuan olahraga berbasis
strategi digital dalam peta kejuaraan daerah.
Usai
kompetisi, Seto menyampaikan pesan dan kesan personalnya. Ia meyakini bahwa
esports bukan sekadar permainan, melainkan olahraga yang menuntut strategi,
fokus, pengambilan keputusan cepat, serta pengendalian emosi. “Tekanan
pertandingan mengajarkan saya menghormati proses, bukan hanya mengejar trofi.
Ada sportivitas, ada karakter, dan itu yang paling penting,” ujarnya.
Di
bagian lain, Kepala MAN 2 Yogyakarta Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., turut
menyampaikan pesan kebanggaan terhadap pencapaian Seto dan momentum bersejarah
esports DIY. Ia menilai keberhasilan ini bukan hanya merepresentasikan
kemampuan siswa dalam kompetisi, tetapi juga cermin pembinaan madrasah yang
adaptif terhadap perkembangan olahraga masa kini.
“Saya
bangga pada Seto yang tidak hanya menang secara teknis permainan, tetapi juga
bertanding dengan etika dan manajemen mental yang baik. Ini menguatkan pesan
kami bahwa pelajar harus tumbuh menjadi juara melalui proses yang sehat dan
berkarakter,” tuturnya.
Hartiningsih
juga menekankan harapan besar terhadap masa depan pembinaan esports di ranah
pelajar. “Ke depan, saya berharap esports semakin mendapat ruang pembinaan yang
terstruktur di sekolah, didampingi pelatih yang profesional, serta memiliki
kurikulum latihan yang menekankan keseimbangan antara strategy gaming dan
penguatan karakter. Esports harus melahirkan generasi yang visioner, tangguh,
dan tetap menjunjung adab,” tegasnya.
Tokoh
pembinaan olahraga digital DIY, Firyawan, sebelumnya juga menyoroti hal serupa.
Ia mengapresiasi dukungan pemerintah dan menekankan bahwa esports harus tumbuh
bukan hanya karena tren, tetapi karena pembinaan yang tepat arah. “Kami ingin
atlet pelajar yang tidak hanya hebat dalam gim, tetapi matang sebagai pribadi,”
ucapnya melalui Firyawan Official Team.
Prestasi
Seto dan penguatan pesan dari Hartiningsih serta Firyawan menjadi potret
kesiapan pelajar DIY menyongsong transformasi olahraga digital, dengan
sportivitas dan karakter sebagai fondasi pertumbuhan. (pusp)
Berikan Komentar