YOGYAKARTA – Kepala Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta, Sri Narwanti, S.Pd., M.Pd., menjadi salah satu narasumber dalam Webinar Nasional “Berbagi untuk Negeri” yang diselenggarakan pada 31 Agustus – 4 September 2025. Kegiatan berskala nasional ini mengusung tema “Memberi Semangat Kolektif untuk Digitalisasi Madrasah dalam Bingkai Kebangsaan” dan dihadiri oleh 45 pakar pendidikan dari 11 organisasi profesi serta 32 MGMP Nasional.
Sri Narwanti dengan prestasi gemilangnya, Juara 1 GTK Nasional Kategori Pustakawan dan menghantarkan Perpustakaan MAN 2 Yogyakarta menjadi perpusatkaan terbaik tingkat nasional sangat layak sebagai narasumber. Webinar
ini menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan nasional, di antaranya Prof. Dr.
Amin Suyitno (Dirjen Pendis), Dr. Fesal Musaad, M.Pd (Direktur GTK Madrasah),
Dr. Ainur Rofiq, M.Ag (Pembina GTK-MB), Neng Lani, M.Pd (Ketua GTK-MB), serta
Drs. Zurni, M.M.Pd (Ketua Pokjawasnas).
Dalam
paparannya, Sri Narwanti menyoroti pentingnya peran guru pustakawan (teacher
librarian) dalam ekosistem pendidikan madrasah. Ia menyampaikan bahwa
pustakawan guru bukan sekadar pengelola buku, tetapi juga jembatan antara
kurikulum, siswa, dan sumber belajar.
“Guru
pustakawan adalah pendidik sekaligus fasilitator literasi dan informasi. Ia
berperan sebagai motivator belajar, kolaborator dengan guru mata pelajaran,
sekaligus inovator dalam integrasi teknologi dan digital library,” terang Sri
Narwanti.
Lebih
lanjut, ia menekankan bahwa peran guru pustakawan telah diatur dalam regulasi,
salah satunya Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah. Namun, menurutnya, yang lebih penting adalah bagaimana
pustakawan dapat menghidupkan literasi, mengembangkan inovasi digital, dan
menjadi pusat pemberdayaan siswa.
Dalam
sesi presentasi, ia juga memaparkan enam upaya transformasi Perpustakaan MAN 2
Yogyakarta menuju perpustakaan yang berdaya dan bermakna bagi pemustaka. Upaya
tersebut mencakup program literasi kreatif, kolaborasi dengan guru dan siswa,
pengembangan pojok literasi, hingga penguatan literasi digital melalui edukasi
etika dan keamanan di ruang maya.
“Perpustakaan
madrasah harus menjadi ruang yang hidup, bukan sekadar tempat menyimpan buku.
Di sinilah kita menumbuhkan budaya baca, mengasah keterampilan informasi, dan
membangun warga digital yang cerdas dan beretika,” tambahnya.
Kepala
MAN 2 Yogyakarta, Hartiningsih, S.Pd., M.Pd., turut memberikan apresiasi atas
kiprah Sri Narwanti dalam forum nasional tersebut.
“Partisipasi
Bu Narwanti adalah sebuah kebanggaan bagi MAN 2 Yogyakarta. Beliau telah
menunjukkan bahwa pustakawan madrasah memiliki kontribusi besar dalam membangun
literasi bangsa. Semoga inspirasi ini memotivasi guru dan siswa untuk semakin
mencintai ilmu dan berani berinovasi di era digital,” ungkap Hartiningsih.
Partisipasi
Sri Narwanti dalam webinar nasional ini menjadi bukti nyata bahwa madrasah
tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga serius membangun peradaban
literasi dan digitalisasi pendidikan. (pusp)
Berikan Komentar