MAN 2 Yogyakarta Gelar Workshop Penguatan Moderasi Beragama

Yogyakarta (MAN 2 Yogyakarta) – MAN 2 Yogyakarta siap siaga sukseskan salah satu dari 7 skala prioritas Kementerian Agama, yaitu Moderasi Beragama. Di Aula lantai 3, Jumat (03/02/2024) adakan workshop penguatan moderasi beragama. Kegiatan dibuka Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, H. Dr. Masmin Afif dan didihalui sambutan Kepala MAN 2 Yogyakarta Singgih Sampurno, S.Pd, MA. Kegiatan ini menghadirkan narasumber H.Abdul Halim, S.Ag dan dipandu Puguh Mahardika, S.Pd.I.

Abdul Hadi berikan materi dengan tema, “MODERASI BERAGAMA “MENJADIKAN AGAMA SEBAGAI PEREKAT BUKAN SEBAGAI PERETAK.”


“MODERASI diartikan  sebagai  Pengurangan  Kekerasan dan  Penghindaran  Ekstrimisme (KBBI); Keseimbangan  dalam segala  persoalan hidup  duniawi dan ukhrawi,  beradaptasi dengan  situasi yang dihadapi  berdasar petunjuk  agama dan kondisi  objektif. (Quraish Shihab) ; Moderasi beragama kemudian dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama (Lukmah Hakim),” pengertian tentang Moderasi Beragama yang disampaikan Abdul Hadi di awal materi.


Abdul Hadi sampaikan lebih lanjut tentang Prinsip Dasar Moderasi antara lain; Cara Pandang, Sikap, dan Komitmen  untuk selalu Berpihak pada Keadilan,  Kemanusiaan dan Persamaan. Tidak berat Sebelah, Bepegang  pada Kebenaran. Bersikap sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Keseimbangan dalam hal penghargaan terhadap perbedaan  pandangan dan kemajemukan identitas  budaya masyarakat.”


Agama apapun akan mengajarkan kemanusiaan, cinta dan kasih sayang, keadilan, kesetaraan, keselamatan dan perdamaian. Membangun Kesadaran bahwa perbedaan teologis dan ritual adalah tidak terbantahkan, tetapi juga ada dimensi humanitas yang bisa dipertemukan. Mengembangkan model pemahaman keagamaan yang tidak semata mencari perbedaan, melainkan mencari persamaan-persamaan di antara agama. Menjaga komitmen bahwa kerukunan antar umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama tidak menggangu kerukunan antar umat beragama. Melengkapi paradigma ‘kesalehan ritual’ dan ‘kesalehan individual’ menjadi ‘kesalehan sosial,” di akhir materi Abdul Hadi tegaskan tentang Nilai-Nilai Dasar Moderasi Beragama.


Kegiatan semarak, diwarnai dengan berbagai pertanyaan dan hadirkan Kepala Madrasah sekitar, dan para siswa. (pusp)


Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin