Yogyakarta
(MAN 2 Yogyakarta) – MAN 2 Yogyakarta gelar upacara bendera memperingati Hari
Kebangkitan Nasional, Senin (20/05/2024) di halaman gedung terpadu Perpustakaan
dan Laboratorium IPA. Kepala MAN 2 Yogyakarta, Singgih Sampurno, S.Pd, MA
bertindak sebagai Pembina Upacara.
Singgih Sampurno dalam amanahnya menyampaikan antara lain, “Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua.”
“Refleksi
atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan “berkunjung kembali” kepada
gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah
membentuk kebangsaan kita. Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya.
Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata. Tetapi pada percakapan
terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan
tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan,
yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban,” amanah Singgih
Sampurno lebih lanjut.
Amanah
penuh sarat makna, “Apa yang telah dirintis Boedi Otomo dilanjutkan oleh banyak
organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo
diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia
Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi
pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan
Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda.
Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai
titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.”
“Embrio
Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda
berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio
Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio
bangsa”. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan
kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai
jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan
jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat
kebangkitan nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman
baru. Pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan
kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia,”
amanah menjelang akhir yang ditegaskan Singgih Sampurno dengan lantang. (pusp)
Berikan Komentar